Langsa – PT Cut Meutia Medika Nusantara (PT CMN) menyelenggarakan Kajian Rohani sebagai upaya memperkuat nilai-nilai Islami bersama Utadz. Yasir, S. PSi, M.PSi di lingkungan kerja. Kegiatan ini berlangsung di Musholla RSU Cut Meutia Darul Hikmah. Jumat,(26/9/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan seluruh jajaran karyawan agar senantiasa menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas pekerjaan, sehingga setiap langkah yang dijalani mendapat ridho dari-Nya.
Hadir Direktur PT CMN, Ernawati, Kabag SPI Dermawan, Kabag Komersil Agus Supriono, dan Kabag Operasional Waluyo beserta jajaran Manajemen, Kepala RSU Cut Meutia, dr. Hanafi bersama jajaran dari RSU Cut Meutia.
Mengusung tema "Jangan Menghilangkan Harapan Orang Lain yang Menggantungkan Harapannya pada Kita", kajian ini membangkitkan kesadaran tentang pentingnya empati dan tanggung jawab sosial dalam setiap posisi yang diemban.
Dalam ceramahnya, ustadz mengawali dengan mingingatkan kita bahwa islam memiliki 4 mazhab yaitu, mazhab Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i, dan Imam Hambali, dimana Imam Hambali merupakan salah satu murid dari Imam Syafi'i.
Melanjutkan kajiannya dengan kisah kejayaan peradaban Islam di masa lalu, khususnya di kota Baghdad, yang kala itu menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia.
Baghdad dikenal sebagai kota metropolitan yang maju, menunjukkan bahwa Islam sejak dahulu telah menjunjung tinggi ilmu dan peradaban. Keberadaan perpustakaan besar dengan koleksi buku terlengkap di dunia kala itu menjadi bukti nyata kemajuan Islam dalam bidang ilmu pengetahuan.
Mengaitkan kejayaan itu dengan konteks pelayanan masa kini, ustadz mengingatkan bahwa kunci surga bisa diraih melalui pelayanan terhadap sesama, khususnya hamba Allah yang datang kepada kita dalam keadaan membutuhkan.
Sebagai insan yang bekerja di bidang pelayanan kesehatan, penting untuk melayani dengan ikhlas dan niat dari hati. Niat yang lurus bukan hanya untuk membantu pasien semata, tetapi semua dilakukan karena Allah, agar setiap tindakan menjadi ladang pahala di sisi-Nya.
Ustadz juga menekankan bahwa kebaikan yang kita lakukan bukan untuk Allah, tetapi untuk diri kita sendiri.
Allah tidak membutuhkan kebaikan kita, namun kita yang akan memetik buahnya. Oleh karena itu, marilah kita menjalankan setiap fungsi dan tanggung jawab kita dengan niat yang tulus karena Allah semata.
Sesi dilanjutkan dengan diskusi mengenai bagaimana seharusnya kita bersikap ketika ada seseorang yang menggantungkan harapan kepada kita, namun kita tidak mampu memenuhinya. Ustadz menjelaskan bahwa Allah tidak menuntut kita untuk membantu di luar batas kemampuan, namun yang penting adalah niat dan usaha kita yang ikhlas untuk membantu semaksimal mungkin sesuai dengan kesanggupan kita. Bantulah saudara kita sesuai kapasitas yang kita miliki, karena setiap bantuan yang tulus akan bernilai pahala.
Menanggapi pertanyaan dari Direktur PT CMN, Ernawati, mengenai dilema antara memenuhi harapan orang lain dan menjaga sistem yang ada, terutama saat seorang bawahan melakukan kesalahan dan muncul permintaan agar hukumannya diringankan.
Ustadz memberikan pandangan bahwa hukum dibuat untuk memberikan efek jera. Namun demikian, semua proses harus dilandasi dengan niat yang baik, yakni untuk menjaga kebaikan dan keberlangsungan perusahaan secara adil dan bijaksana. Menegakkan aturan dengan niat menjaga kebaikan bersama juga merupakan amal baik di sisi Allah.
Dengan diadakannya kajian ini, diharapkan seluruh jajaran manajemen dan karyawan semakin memahami pentingnya menyatukan profesionalisme dan spiritualitas dalam bekerja, serta menyadari bahwa setiap peran yang dijalani adalah bagian dari ibadah kita kepada Allah.